Dari Nusantara ke Dunia: Bahasa Indonesia sebagai Jembatan Budaya Antarbangsa
Bahasa Indonesia, bak embun pagi yang menyegarkan, telah merambat dari Nusantara ke penjuru dunia. Tidak hanya sekadar kumpulan kata, tetapi juga sebuah pusaka budaya yang kaya akan makna dan nilai. Hal ini layaknya benang sutra yang menjahit keberagaman, bahasa Indonesia menjadi jembatan emas yang menghubungkan antarbangsa, menjembatani perbedaan budaya, yang akan menyatukan hati manusia. Dari Sabang sampai Merauke, bahasa Indonesia menjadi nyanyian bersama. mengalir deras seperti sungai yang tidak pernah kering, membawa serta cerita, sejarah, dan semangat juang bangsa. Dalam setiap untaian kata, tersimpan cerita dan nilai luhur yang harus dijaga dan diwariskan. Di kancah internasional, bahasa Indonesia semakin berkibar. Ia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga simbol identitas bangsa. Dalam berbagai forum dunia, bahasa Indonesia terdengar merdu, mengukir prestasi dan memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara.
Bagi bangsa Indonesia, bahasa adalah jendela budaya, yang merupakan cerminan identitas dan keanekaragaman budaya kita yang kaya. Saat ini, di era globalisasi yang kian maju, penting bagi generasi muda untuk mengaktualisasikan peran dalam literasi bahasa dan sastra. Hal ini tidak hanya berdampak pada pelestarian bahasa tetapi juga pada pengakuan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia di kancah internasional. Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, telah membuktikan diri bahwa bahasa Indonesia lebih dari sekadar alat komunikasi sehari-hari. Dalam era globalisasi yang semakin intensif, bahasa Indonesia telah menjelma menjadi jembatan yang menghubungkan budaya Indonesia dengan dunia internasional.
Sebagai generasi yang melek akan teknologi, tentu kita harus memanfaatkan teknologi utntuk berbagai keperluan manusia, misalnya literasi digital. Liiterasi digital merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam kehidupan modern sekarang ini. Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Generasi milenial identik dengan kreativitas, menciptakan hal-hal yang dapat dijadikan karya bermacam-macam inovasi. (Anggi et al., 2023).
Seiring perkembangan zaman yang kian pesat, generasi muda harus mengambil peranan yang lebih banyak dalam pemanfaatan teknologi. Peranan tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Kebiasaan membaca akan menambah wawasan dan pengetahuan. Membaca adalah jendela ilmu. Kami percaya bahwa setiap tempat adalah ruang untuk belajar.
Pengakuan PBB yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 dalam Sidang Umum UNESCO menjadi kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk melaksanakan amanat Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang menyatakan bahwa Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Pengakuan ini juga bermakna bahwa bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa internasional lainnya. Selain itu, pengakuan ini merupakan prestasi yang luar biasa dan menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi bahasa global (Badan Bahasa, 2023). Pengakuan ini juga mendorong kami untuk menciptakan sebuah program yang dapat mengambil peranan penting dalam memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia, terutama di Provinsi Gorontalo.
Dalam lautan waktu yang tidak berujung, sejarah menjadi lilin yang menerangi jejak langkah peradaban. Namun, seringkali kisah-kisah monumental ini terkurung dalam kerangka bahasa tertentu, seolah-olah sebuah harta karun tersembunyi di balik dinding kata yang tak semua orang mengerti.
Kami menghadirkan sebuah laman tentang situs sejarah di Gorontalo dalam berbagai bahasa yang merangkum cerita dan sejarah Gorontalo. Ini merupakan strategi kami untuk menjembatani kejadian masa lalu dengan kejadian masa kini, serta menyatukan manusia dari berbagai penjuru dunia. Dalam pelayaran digital laman itu, setiap kata laksana perahu kecil yang mengantar pengunjungnya melintasi lautan waktu, menjelajahi kedalaman sejarah suatu tempat. Dengan menyajikan cerita sejarah dalam bahasa daerah, kita turut menjaga kelangsungan hidup bahasa dan budaya lokal yang semakin terkikis oleh zaman.
Kami menyadari bahwa ketertarikan seseorang dengan bahasa tertentu dapat berawal dari ketertarikan dengan budaya suatu negara atau daerah. Dalam upaya meningkatkan minat literasi digital, melestarikan sejarah, dan memperkaya khazanah budaya, kami menginisiasi sebuah krida kebahasaan yang kami beri nama “Swarago”. Kami menyediakan informasi yang memuat sejarah Benteng Otanaha dalam enam bahasa yang berbeda. Benteng Otanaha, sebagai salah satu ikon bersejarah yang ada di Provinsi Gorontalo, menyimpan cerita tentang sejarah yang unik. Hal ini sejalan dengan nama program kami yakni “Swarago” yakni Suara Warisan Gorontalo yang mencerminkan esensi program ini dalam memperkuat sejarah dan cerita dari Benteng Otanaha. Melalui Swarago, kami bertekad untuk membuka jendela sejarah tentang Benteng Otanaha bagi masyarakat luas, baik lokal maupun mancanegara. Dengan menyajikan informasi dalam berbagai bahasa seperti bahasa Indonesia, bahasa Gorontalo, bahasa Inggris, bahasa Turki, bahasa Korea, dan bahasa Arab, kami mengharapkan semakin banyak orang yang dapat memahami dan menghargai nilai sejarah yang terkandung di dalammya. Kami percaya bahwa belajar bahasa tidak hanya melalui satu ruang yang sama, tetapi juga melalui sejarah. Selain itu, Bahyudin Ismail, seorang pustakawan Gorontalo, mengatakan bahwa minat baca masyarakat Gorontalo masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari peringkat Tingkat Gemar Membaca (TGM). Gorontalo berada pada peringkat 10 terbawah Se-Indonesia (Tribun Gorontalo).
Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk merancang tampilan Swarago dengan memasukkan audio. Tampilan dengan audio ini bertujuan agar para pembaca tidak merasa bosan. Menggulir laman dengan mendengarkan audio dapat dilakukan sambil berkeliling Benteng Otanaha.
Swarago bukan sekadar program dan prasasti biasa. Di balik pembuatan dan lahirnya program ini, terdapat sejumlah tujuan yang ingin menjadi capaian kami, antara lain:
- Mengintegrasikan literasi digital ke dalam pengalaman wisata seperti cara mengakses informasi melalui situs web, menggunakan kode batang, dan mendengarkan audio di tempat wisata,
- Mendorong inovasi teknologi kebahasaan dan kesastraan dengan menggabungkan sistem konversi kode batang dan teknologi audio,
- Membantu pengembangan teknologi yang inspiratif bagi untuk tujuan pendidikan dan pariwisata di daerah lain,
- Melestarikan warisan budaya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat lokal maupun global tentang sejarah dan nilai-nilai budaya Gorontalo, dan
- Memperkenalkan Gorontalo di tingkat global dengan menyediakan informasi dalam bahasa Indonesia, bahasa Gorontalo, dan bahasa asing yang memungkinkan wisatawan mancanegara dapat mengakses dan memahami sejarah serta kebudayaan Gorontalo dan membantu mempromosikan destinasi wisata Gorontalo secara luas.
Swarago bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan awal dari sebuah proses. Ini adalah warisan yang akan terus hidup sepanjang masa dan menginspirasi generasi demi generasi. Kami berkomitmen untuk memperkaya jenis sejarah dan tempatnya agar bahasa Indonesia dan kekayaan budayanya semakin dikenal dan dihargai oleh dunia.
Daftar Pustaka
Anggi, I Wayan., Mas, Dewa Ayu., & Aprilia, Ni putu. (2023). Peran Generasi Milenial Dalam Meningkatkan Literasi Digital Untuk Menyemangati Hasrat Membuka Jendela Dunia Yang Semakin Maju Dalam Mewujudkan Indonesia Emas. Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Bahasa, B. (2023). https://www.kemdikbud.go.id/.
Gorontalo, T. (2024). Tingkat Gemar Membaca Gorontalo 10 Terendah Dari Bawah.
Bagas Dwi Nurcahyo, S.Ars. dan Apriani Miranda Peggy Pikoli
(Duta Bahasa Provinsi Gorontalo Tahun 2024)