Saku Abah
Hari kamis, hari yang berat untuk Solo dan Jena. Dua anak kembar itu harus ke sekolah dengan mengenakan baju sinetron. Seragam sekolah yang sudah setahun belum dibayar. Awalnya mereka takut memberitahu Abah. Pekerjaan Abah yang tidak tetap membuat mereka yakin bahwa Abah tidak akan sanggup membayarnya. Abah dengan tidak lelahnya berusaha mencari pekerjaan tambahan agar baju itu segera lunas. Namun, kejutan datang dari dua anak kembar itu. Rupanya dalam setiap doa mereka, ada sebuah permintaan tulus. “Semoga hari ini saku Abah tidak kosong lagi.”
Ingin tahu cerita lengkapnya? Ayo, segera unduh cerita pada tautan di bawah ini.
Tautan unduh: Saku Abah (bahasa Indonesia)
Tautan unduh: Saku Abah (bahasa Gorontalo)
Ayo, kita ulas sosok Tri Utami Suleman, pemenang ke-2 Sayembara Penulisan Cerita Anak Dwibahasa yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo dengan judul cerita Saku Abah.
Tri Utami Suleman yang akrab disapa Tami merupakan mahasiswa tingkat akhir Prodi S-1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Gorontalo. Ia juga menjadi penulis aktif di Rubrik “Persepsi” yang menciptakan karya menarik seperti, puisi yang berjudul “Cita-Cita Ibu”, “Sepatu”, “Seperti Puisi yang Gagal Bersanding, dan “Luka yang Lupa”. Lalu, cerpen yang berjudul “Tenggelamnya Boidu”, dan Resensi buku “Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam”. Selain itu, penulis cantik ini juga menerbitkan karya-karya lainnya di banyak media.